Cara Memotret Milky Way Dengan Kamera Ponsel
Begini Cara Memotret milky way Dengan Kamera Smartphone
Beberapa orang percaya bahwa smartphone tidak akan bisa menggantikan kamera "asli" seperti DSLR atau mirrorless.
Nah artikel ini bakal membuktikan hal sebaliknya, Saya kanan membuat artikel tentang bagaimana cara membuat foto Milky Way yang apik dengan hanya menggunakan smartphone dan tripod. Penasaran?
Foto di atas dibuat menggunakan smartphone. Dalam beberapa tahun kebelakang ini, sensor smartphone sebenarnya sudah cukup bagus, tapi baru sekarang-sekarang ini kita bisa melihat kombinasi yang tepat antara sensor, lensa, dan software yang membuat kita bisa mambuat foto yang dulunya cuma bisa dihasilkan oleh kamera bersensor besar.
Bersiaplah bahwa suatu hari smartphone kita nan mungil akan lebih bertenaga dibanding jajaran atas kamera DSLR dan mirrorlessyang ada sekarang.
Saat ini smartphone telah menjadi sebuah kamera "asli" yang bagus. Mereka telah mendominasi dunia fotografi sebagai kamera paling umum di dunia. Mereka telah membuat fotografi menjadi lebih popular dari yang pernah terjadi sepanjang sejarah.
Cukup ulasan fotografinya, mari kembali ke topik utama.
Untuk memotret Milk Way menggunakan smartphone, gunakanlah aplikasi seperti “Manual” pada iOS dan Android. Aplikasi-aplikasi tersebut memberikan kontrol yang lebih advance terhadap kamera seperti layaknya pada sebuah DSLR. ISO, shutter speed, white balance, dan metode focus semuanya kita bisa ambil alih.
Sobat bisa menggunakan aplikasi oihak ketiga seperti kamera fv-5 snailcam nightshoting dan lainya yang initnya bisa untuk mengatur shutter speed
Sebagai pendukung, gunakanlah sebuah smartphone clamp yang sederhana dan memiliki ¼-20 dudukan tripod sehingga bisa dipasang di berbagai macam tripod.
Foto di atas adalah foto tes pertama, diambil beberapa jam sebelum Pusat Galaksi Bima Sakti muncul di langit. Foto tersebut diambil menggunakan pengaturan: shutter speed 64 detik, f/2 (dalam hal ini menggunakan smartphone OnePlus One, pada iPhone 6 f/2.2), dengan ISO 3200.
Hasilnya cukup menjanjikan, beberapa detail bayangan, bintang-bintang yang tampak, dan secara umum noisenya masih dapat diterima. Secara langsung memang hasilnya tidak terlalu bagus, tetapi dengan sedikit noise reduction hasilnya akan menjadi lebih baik.
Setelah beberapa jam, saat Pusat Galaksi Bima Sakti sudah cukup tinggi di angkasa untuk dipotret, dicoba lagi utuk memotretnya dengan pengaturan yang sama: shutter speed 64 detik, f/2, dengan ISO 3200, sedikit lebih panjang dibanding biasanya memotretMilky Way tetapi pengaturan ini dipilih karena disesuaikan dengan kemampuan kamera smartphone dalam mengumpulkan cahaya.
Dan inilah hasilnya!
Galaksi Bima Sakti tampak jelas terlihat. Exposure selama 64 detik cukup menolong dalam mengeluarkan brightness dari scene, tetapi menyebabkan munculnya beberapa star trail. Seperti pada foto pertama, muncul beberapa noise tapi sejujurnya tidak tampak terlalu buruk.
Setelah beberapa kali percobaan untuk mempelajari keterbatasan kamera dan tingkatan noise pada foto, maka kita coba untuk memotret dalam exposure yang berbeda yang nantinya akan disatukan dalam proses editing untuk noise reduction.
Teknik ini akan memberikan cahaya yang lebih banyak dan noise yang lebih sedikit dibandingkan dengan single foto. Dengan menggabungkan 4 exposure berbeda dalam frame yang identik sama, lalu memberikan sedikit efek noise reduction maka hasilnya adalah seperti ini:
Jauh lebih baik! Detailnya lebih keluar, dan pengurangan noise menggunakan teknik penggabungan ini hasilnya cukup memuaskan. Sekarang terbukti, kan, bahwa dengan hanya menggunakan smartphone kita juga bisa memotret Milky Way yang dianggap mustahil untuk dilakukan.
Semoga artikel ini bisa membantu sobat yang ingin foto milky way sampai jumpa di artikel selanjutnya